Rabu, 26 Mei 2010

Operasi Selaput Dara Tak Berarti Masih Perawan

Bunga dan juga mungkin sejumlah remaja lainnya yang pernah melakukan making love (ML) terjebak dengan anggapan keperawanan bisa dikembalikan seperti semula. Ternyata anggapan itu salah, perawan tidak bisa ada dua kali bagi wanita.

Setidaknya itulah yang dikatakan praktisi kesehatan dari Poliklinik RS Fatmawati dr Nugroho Setiawan . Dokter Nugroho mengatakan operasi selaput dara adalah persepsi masyarakat yang salah kaprah.

"Mereka menganggap kegadisan itu cuma dilihat dari selaput dara. Sebetulnya definisi perawan adalah wanita yang vaginanya belum kemasukan penis. Itu definisnya perlu disebarluaskan, karena orang berpikir perawan itu harus ada pecahnya selaput dara," jelasnya.

Konsultan seksualitas di kanal lifestyle okezone ini mengatakan, pengalaman dirinya yang berkecimpung di bidang kebidanan sering menemukan pasien yang mau melahirkan, hymen-nya itu masih utuh. "Berarti itu perawan yang mau melahirkan donk, kalau definisi perawan hanya dari hymen berarti itukan salah," tandasnya.

Sehingga definisi perawan itu bukan hymen, karena hymen itu bisa tidak pecah didalam melakukan hubungan seksual, bisa saja pecah saat dia tidak melakukan hubungan seks. "Kalau orang berpersepsi itukan salah. Jadi sekarang harus diartikan perawan itu wanita yang vaginanya belum pernah kemasukan penis," tandasnya lagi.

Sambung Nugrogo berseloroh, "Kalau setiap hari kemasukan terong, bagaimana kalau masturbasi. Itu tetap perawan karena terong bukan penis kan."

Dengan demikian, indikatornya perawan itu bukan selaput dara. Makanya keperawanan itu tidak bisa diperiksa. "Perawan itu kan cuma pengakuan, perjaka juga cuma pengakuan mana bisa diperiksa," imbuhnya.

Kalau remaja berpikir bisa operasi selaput dara bagaimana? "Itu karena mereka berpikir perawan itu adalah selaput dara, sehingga pengertian salah itu harus disingkirkan," tukas Nugroho.

Menurutnya, operasi selaput dara itu karena mereka masih bermitos, beranggapan bahwa hymen itu perawan, sehingga banyak PSK yang melakukan operasi selaput dara. "Zaman dulu saya ingat banyak PSK yang mengantre untuk operasi selaput dara, karena persepsi masyarakat masih salah dan mitos itu salah," ujarnya.

Operasi selaput dara itu tidak ada efeknya, itu hanya penyesatan, tidak ada relevansinya. Operasi selaput dara hanya untuk pengakuan. "Pesan saya remaja harus dibekali atau mendapatkan pengetahuan kesehatan reproduksi dengan sejelas-jelasnya termasuk orang tua remaja itu."

Sebab, kata Nugroho, orangtua remaja itu tidak punya bekal yang cukup sehingga mereka tidak mengedukasi ke anak-anaknya. Akibatnya, anak-anaknya mencari informasi ke teman-temannya yang padahal memberikan informasi menyesatkan.

"Satu pesan juga pada sekolah, karena remaja itu 95 persen kan formal ada di sekolah semua, dari SD, SMP, SMA. Karena yang disebut remaja kan 10-19 tahun sehingga dari SD sampai SMA, mestinya ada satu pendidikan masalah kesehatan remaja yang disampaikan ke anak didik dan ke orangtua murid," saran dokter Nugroho.

Dia menambahkan, fenomena remaja ML itu karena remaja tidak mengerti risiko dan masalahnya. Kalau tahu risikonya pasti berpikir. Sikap remaja berbuat itu karena berdasar pengetahuan yang diterimanya.

"Pendidikan seks di sekolah itu sangat perlu, termasuk yang diberikan bukan hanya remaja tapi orangtua remaja itu juga, sehingga orang tua bisa mengingatkan anak-anaknya," ujar Nugroho yang melihat remaja melakukan seks di luar nikah ada unsur suka sama suka dan coba-coba.
(

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Post