Rabu, 05 Mei 2010

Kisah Cinta Romeo & Juliet ala INDONESIA (Must Read)



Tragedi asmara mirip kisah drama romantik Romeo dan Juliet terjadi di Kabupaten Bondowoso. Sejoli muda-mudi yang dimabuk cinta, kompak mengakhiri hidupnya di tengah hutan sunyi setelah hubungan mereka tak direstui orangtua.

Risianto (22) dan pacarnya Sumiati (18) ditemukan warga sudah tak bernyawa di hutan Sigondok, Desa Sukorejo, Kecamatan Sumber Wringin, Kabupaten Bondowoso, Senin (12/4) sore. Saat ditemukan, kedua warga asal Dusun Katesan, Desa Sukorejo itu tampak dalam posisi seperti berpelukan. Hari ini i-dus.com bertemakan tentang"Cinta Tak Direstui Bunuh Diri Berpelukan, Kisah Romeo dan Juliet Dari Bondowoso.Tubuh mereka sudah membusuk, dan di sekitar lokasi kejadian perkara ditemukan sebuah sandal yang di bagian telapak atasnya tertulis kata “Cinta Mati”. Ditemukan juga sebuah buku yang berisi pesan terakhir korban di lokasi kejadian.

Diduga kuat, Risianto dan Sumiati yang telah menjalin hubungan selama beberapa bulan itu tewas dengan menenggak racun. Keduanya nekat bunuh diri karena orangtua Ristianto disebut-sebut tidak merestui hubungan asmaranya dengan Sumiati.

“Dugaan kuat sementara, memang mereka murni bunuh diri. Tapi kami belum bisa memastikan itu sebelum ada hasil otopsi atas jenazah korban,” kata AKP Bambang Setiadi, Kasat Reskrim Polres Bondowoso saat dihubungi, Selasa (13/4/2010).

Disebutkan, jenazah korban ditemukan pertama kali oleh warga setempat yang sedang mencari kayu di hutan Sigondok. Penemuan itu kemudian dilaporkan warga ke aparat desa setempat, yang kemudian mereka bersama-sama melapor ke kantor Polsek Sumber Wringin.

Setelah mendapatkan laporan itu, polisi dan warga langsung menuju lokasi untuk melakukan evakuasi jenazah. Namun, proses evakuasi kedua korban sempat terkendala karena medan menuju ke lokasi penemuan mayat itu sulit di musim hujan saat ini. Tempat kejadian juga cukup jauh ke dalam hutan, sekitar enam kilometer dari permukiman penduduk.

“Laporan dari warga kami terima sekitar jam 12.00 siang, dan kami baru tiba di lokasi sekitar pukul 18.00 WIB,” kata AKP Bambang Setiawan.

Kondisi geografis Dusun Katesan sendiri juga tidak kalah sulitnya. Di musim hujan seperti sekarang, jalanan dusun yang masih berupa tanah liat itu jadi berlumpur dan lengket. Karena itu, mobil warga yang ikut dalam rombongan evakuasi korban, sempat tidak bisa pulang kembali akibat terjebak jalan berlumpur.

“Ke Dusun Katesan di musim hujan, sepeda motor harus ditali dengan rantai di bagian bannya agar tidak mudah tergelincir saat berjalan,” kata Yulianto, warga desa setempat.

Menurut Kasat Reskrim, dari hasil olah TKP (Tempat Kejadian Perkara), petugas menemukan barang bukti berupa dua pasang sandal jepit, minuman kopi dalam botol air kemasan, pulpen, sabit, bungkusan yang diduga berisi potas/sangkali dan sebuah buku yang bertuliskan pesan terakhir korban.

“Ada bagian dari pesan itu yang isinya begini, “Ini tidak mungkin terjadi jika bapak merestui saya nikah dengan Sumiati. Sebab, saya sudah cinta mati dengan Sumiati,” tutur AKP Bambang, mengutip isi pesan terakhir yang ditulis korban.

Untuk memastikan penyebab kematian, jasad kedua korban diotopsi di RSUD dr Koesnadi, Bondowoso. Dihubungi terpisah, Kapolsek Sumber Wringin, Iptu Nyoman Karso mengatakan, berdasarkan hasil interogasi penyidik, aksi nekat yang dilakukan pasangan kekasih itu karena orangtua Ristianto tidak menyetujui anaknya menikahi Sumiati.

“Mereka belum kita periksa. Tapi, hasil pemeriksaan sementara terhadap beberapa orang, ayah Ristianto disebutkan tidak merestui hubungan anaknya itu,” ucap Nyoman Karsa.

Achmad Mursyid, paman Sumiati, tidak mengetahui secara pasti apa alasan orangtua Ristianto tak merestui hubungan anaknya dengan pacarnya.

“Saya tidak tahu apa alasannya. Yang pasti, sekarang seluruh keluarga hanya bisa pasrah. Semoga mereka berdua hidup tenang di alam sana,” ucap Achmad Mursyid kepada wartawan. Menurut Achmad, warga dusun sudah banyak tahu bahwa Ristianto dan Sumiati berpacaran. Keduanya terlihat akrab dalam tiga bulan terakhir.

Karena keduanya tidak pulang ke rumah sampai hari Minggu (11/4/2010), keluarga Risianto dan Sumiati berinisiatif untuk mencarinya ke dalam hutan. Di hutan Sigondok terdapat sebuah pondokan, yang biasa sebagai tempat istirahat para pelintas hutan atau pencari kayu.

Dengan dibantu beberapa warga sekitar, pencarian di kawasan hutan dilakukan. Namun, mereka akhirnya justru ditemukan oleh pencari kayu dengan kondisi sudah tidak bernyawa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Post